Wednesday, March 19, 2014

MERUMUSKAN MASALAH

  Setelah mendapati masalah dapat diidentifikasi dan batasan masalahnya, selanjutnya masalah-masalah tersebut dijadikan pertanyaan secara jelas dan padat, yang dapat dipecahkan melalui penelitian yang telah dilakukan. Merumuskan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian. masalah yang dirumuskan harus spesifik, tidak boleh terlalu luas, terlalu banyak, dan sudah diteliti oleh orang lain. Didalam merumuskan masalah hendaknya masalah tersebut harus :
1. Perumusan masalah dinyatakan dengan kalimat tanya.
2. Menanyakan ada tidaknya perbedaan atau hubungan antara dua variabek atau lebih
3. Belum mengarah / belum mengacu pada teori
4. Sebaiknya rumusan masalah harus sama banyak dengan rumusan hipotesis penelitian
5. Mempelajari semua informasi yang mungkin ada dengan membaca literatur-literatur
6. Mendapatkan informasi dari tangan pertama
7. Masalah harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan padat serta tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda
8. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua variabek atau lebih

contohnya :
a. apa yang diharapkan dan apa yang dicapai dari penelitian tersebut ??
b. apa yang diperlukan dan apa yang tersedia dari penelitian tersebut ?
c. apa manfaat penelitian tersebut bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat secara luas?

Sumber :
- Metodelogi-rahma.pptx
- https://www.academia.edu/4889504/Makalah_pengertian_identifikasi_masalah_dan_tujuan_penelitian

MEMILIH MASALAH

Setelah mencari sumber-sumber masalah maka langkah selanjutnya yaitu memilih masalah.
Didalam memilih masalah penelitian itu merupakan langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Seorang peneliti yang ingin melakukan sebuah penelitian dalam memilih masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu apakah masalah tersebut layak untuk diteliti, masalah yang dipilih / diteliti dapat disesuai dengan kemampuan peneliti baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana. lalu dalam memilih masalah harus diambil dari akar masalah yang sesunggguhnya. (Suryabrata : 2000). Dan juga didalam memilih masalah perlu diberi atau diadakannya suatu pembatasan masalah, agar masalah yang akan diteliti tetap fokus pada masalah yang dituju, dan dengan adanya batasan masalah masalah yang dibahas tidak akan membahas kemana-mana(keluar dari topik pokok permasalahan tersebut).



SUMBER - SUMBER MASALAH PENELITIAN

Setelah pada artikel saya sebelumnya membahas cara mengidentifikasi masalah sebelum melakukan penelitian. Maka pada kali ini saya akan mengeshare langkah selanjutnya sesudah mengidentifikasi masalah yaitu menentukan sumber masalah.

Sumber Masalah

Didalam menentukan suatu masalah, masalah tidak harus menuntut pada suatu penelitian yang akan dilakukan karena adanya masalah. Tetapi seseorang yang akan melakukan penelitian harus dapat menentukan terlebih dahulu masalahnya. Sumber permasalahan berada didalam lingkungan tempat pengamat berada. Menurut Purwanto (2008), upaya untuk melakukan pencarian dan pendataan masalah-masalah yang akan dibahas dapat dilakukan dengan cara mencari sumber masalah.

          Dalam mencari sumber masalah dapat diperoleh dengan cara antara lain :
  • melalui bacaan atau hasil laporan penelitian
  • diskusi dan seminar.
  • melakukan pengamatan sepintas
  • pengalaman pribadi
  • perasaan intuitif
Sumber : 
Suryana, (2010). Buku ajar perkuliahan metodologi penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.

Tuesday, March 18, 2014

MENGIDENTIFIKASI MASALAH


         Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah adalah suatu proses dimana dalam memilih masalah harus relevan, menarik dan jelas untuk nantinya diteliti  baik keluasannya maupun kedalamannya atau bisa juga uraian tentang berbagai masalah yang ditemukan yang relevan dengan topik penelitian, Masalah yang diuraikan harus dipilah-pilah terlebih dahulu agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu banyak atau masalah yang dipilih yang paling penting untuk diteliti.

            Suatu masalah akan diidentifikasi jika :
  • adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan
  • setelah membaca teori yang ada maka harus ada praktek dengan kehidupan
  • harus mempunyai keingintahuan tentang sesuatu yang belum ada penjelasanya

Sumber :
Suryana, (2010). Buku ajar perkuliahan metodologi penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.



       

Tuesday, March 11, 2014

MACAM-MACAM METODE PENELITIAN

      

       1.      Penelitian Eksperimen (Mengujicobakan)
          Adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel eksperimen yang akan diteliti itu efektif atau tidak. Untuk menguji eksperimen yang diteliti tersebut efektif atau tidaknya harus menggunakan variable kontrol.
          Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan
           Contoh : Penelitian dampak lampu terhadap semangat kerja buruh di suatu pabrik.

Langkah-langkah dalam kegiatan penelitian eksperimental adalah :
      ·         Dengan melakukan kajian induktif yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan
      ·         Melakukan indentifikasi masalah
      ·         Melakukan studi literatur dari sumber yang relevan, merumuskan hipotesa penelitian serta merumuskan definisi istilah yang ada.


Membuat suatu rencana penelitian yang di dalamnya pencakup : 
1.      Mengidentifikasi variabel eksternal yang tidak dibutuhkan.
2.      Menentukan cara pengontrolan
3.      Memilih rancangan yang sesuai
4.      Memilih sampel dan menentukan populasi
5.      Melakukan pembagian subjek ke dalam kelompok eksperimen / control
6.      Memvalidasi dan membuat instrument
7.      Mengidentifikasi prosedur serta menentukan hipotesis

       2.      Penelitian Verifikasi (Pengujian)
           Mengapa harus melakukan Verifikasi/pengujian pada suatu penelitian ??? Tujuannya untuk mengecek suatu kebenaran hasil dari penelitian lain atau yang telah ditelitinya.
Untuk menguji suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya, sehingga diperoleh hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau hasil penelitian sebelumnya atau menguji seberapa jauh tujuan yang sudah digariskan itu tercapai atau sesuai dengan harapan/teori yang sudah baku.
           Misalnya, penelitian untuk menguji teori fisika milik Albert Einstein.

       3.      Penelitian Deskriptif (Mendeskripsikan)
           Penelitian deskriptif merupakan sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, dan yang sedang berlangsung saat ini maupun yang lampau misalnya : Berapa lama seorang mahasiswa dalam mengerjakan soal matematika. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Metode deskriptif dalam pelaksanaanya dengan cara melakukan survey, studi kasus (membedakan antara kasus yang satu dengan yang lainnya), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, menganalisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.

      4.      Penelitian Historis (Merekonstruksi)
         Merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan.
         Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan atau generalisasi yang kuat.

Ciri-ciri dari Metode Penelitian Historis antara lain yaitu :
a.       Membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensistensikan bukti-bukti untuk menguatkan fakta-fakta yang ada.

b.   Data yang dikumpulkan tidak hanya primer (yang diperoleh dari sumber primer, yaitu hasil observasi, atau wawancara peneliti sendiri) tetapi juga sekunder (diperoleh dari sumber sekunder, yaitu hasil observasi orang lain).

c.       Untuk menentukan bobot data, dilakukan dua macam kritik, yaitu (1) eksternal: meneliti keaslian atau authenticity data, dan (2) internal: meneliti keakuratan atau kebenaran data. Kritik internal ini menguji motif, kejujuran dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan, mengurangi,atau memalsukan data.

Contoh : Penelitian mengenai banjir dijakarta



Sumber :

Sunday, March 9, 2014

LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN



 1. Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah
              Sebelum melakukan penelitian ilmiah terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah. Mengapa perlu dilakukan ??? Tujuannya agar rumusan masalah yang akan dibuat menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal dalam penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).
              Kemudian dalam memilih masalah biasanya dijumpai lebih dari satu masalah, dan tidak semua masalah dapat diteliti. Oleh sebab itu perlu diberi pemilihan atau pembatasan masalah.
              Lalu setelah masalah diidentifikasi dan dipilih atau dibatasi, selanjutnya masalah tersebut dirumuskan dalam kalimat Tanya yang padat dan jelas, memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan tersebut.

 2. Menyusun Kerangka Pemikiran
        Kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Dalam kerangka pemikiran peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya.
            Menurut Rusidi (1993), kerangka berfikir berarti menduduk-perkarakan masalah dalam kerangka teoritis (theoretical framework) atau disebut juga proses deduktif.

3. Merumuskan Hipotesis.
             Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.Merumuskan hipotesis yang baik sangat berguna untuk menjelaskan masalah, petunjukpemilihan metodologi yang tepat dan menyusun langkah dan pembuktian penelitian.


Didalam Merumuskan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:

a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu.

 4. Menguji Hipotesis Secara Empiric.
              Setelah merumuskan hipotesis, langkah selanjutnya menguji hipotesis yang telah dirumuskan secara nyata. Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut virifikasi (pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi (penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

5. Melakukan Pembahasan.
             Melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan. 

 6. Menarik Kesimpulan
              Setelah melakukan langkah-langkah diatas, selanjutnya peneliti membuat kesimpulan berdasarkan batasan-batasan penelitian yang ada dan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
              Penarikan kesimpulan dalam penelitian ilmiah adalah penilaian atau hasil keputusan apakah sebuah hipotesis yang telah di dapat dari beberapa fakta ini di tolak atau diterima. Kemungkinanya dalam proses pengujian tersebut terdapat beberapa fakta yang memang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis tersebut bisa di terima atau dilanjutkan lagi.

Sumber :


RUMUSAN MASALAH PEMBUATAN DAFTAR MENU MENGGUNAKAN ANDROID


       Pada perkembangan teknologi yang sudah sangat pesat ini, banyak sebagian bahkan hampir semua orang menggunakan smartphone untuk mengakses informasi dll. Salah satu smartphone yang banyak digunakan saat ini yaitu sistem berbasis android.  Sistem operasi Android merupakan sebuah sistem operasi yang digunakan pada perangkat seluler tablet dan smartphone.
      Perangkat mobile handheld ini sudah sangat populer dan banyak digunakan di kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Hampir seluruh kepentingan, catatan, informasi dan banyak hal lain yang disimpan dan diakses melalui perangkat mobile. Dengan kecepatan data yang semakin cepat dan kemampuan perangkat yang semakin canggih, banyak orang mulai beralih ke perangkat mobile untuk mengakses informasi-informasi penting dari pada menggunakan kertas seperti koran dan majalah ataupun komputer yang tidak dapat dibawa dengan mudah. 
        Salah satu contohnya yaitu pada restourant, pada restouran-restouran di indonesia masih menggunakan sistem manual dan untuk memesan makanannya konsumen harus menunggu pelayan datang untuk memberikan daftar menu makanan dan kemudian pelayan mencatat makanan yang akan dipesan oleh konsumen. Tidak sampai disitu saja, setelah mencatat daftar pesanan makan konsumen pelayan masih melakukan perjalanan ke dapur untuk memberikan daftar pesanan kepada koki yang berada di dapur. Ini yang masih rata-rata ada direstourant. Tentunya jika sistem ini masih terus dilakukan konsumen merasa tidak puas karena jika menggunakan sistem manual akan memperlama proses pembuatan makanan karena lama pada saat pemesanan dan perjalanan ke dapur. Bahkan proses pemesanannya masih berorientasi pada kertas.
        Oleh karena itu saya akan merancang dan membuat sebuah aplikasi sistem android pada restourant dengan cara pelayan memberikan android yang sudah terisi dengan daftar makanan jadinya konsumen hanya perlu menyetuh/memilih makanan dengan touchscreen yang diharapkan akan menyingkat waktu pemesanan dan cara pemesanannya pun menggunakan tablet yang berbasis android yang lebih komplit, karena pada daftar makanan di android akan ada gambar makanan dan harganya jadi konsumen jadi lebih nyaman.
      
     

     

Wednesday, March 5, 2014

PERBEDAAN ANTARA LOGIKA DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Pada artikel saya kali ini saya akan mengeshare perbedaan antara apa itu.......


Sebenarnya Logika/penalaran Induktif itu pemahaman teorinya dari khusus ke umum kemudian  Logika/penalaran Deduktif kebalikannya dari Induktif yaitu dari umum ke khusus.


Untuk lebih jelasnya berikut sedikit penjelasan antara Logika Induktif dan Logika Deduktif beserta contohnya.
Logika Deduktif adalah suatu proses berfikir atau jalan pemikiran (penalaran)  yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.
Contohnya : Kelas TE-3B sedang membuat TA, Jadi Elia dan adit anak keas TE-3B sedang mengerjakan TA. 

Sedangkan Logika Induktif adalah suatu proses suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada.  Didalam melakukan penelitian dapat dengan tanpa mendasarkan teori terlebih dahulu. (kalau ada teori yang mendahuluinya juga boleh). Peneliti terjun langsung ke lapangan mencari temukan masalah.
Contohnya : Facebook membutuhkan koneksi untuk internet, twitter membutuhkan koneksi untuk       internet, Instagram membutuhkan koneksi untuk internet. Jadi semua media social membutuhkan internet. Motor membutuhkan bahan bakar, Mobil membutuhkan bahan bakar, Bus membutuhkan bahan bakar. Jadi semua transportasi membutuhkan bahan bakar.